Senin, 09 Maret 2009

poem

Hangatnya kisah ini


Sinar rembulan, mengalir di bisikan temaram
Nampak tersenyum malu, aku tahu
Dibalik secuil bukit yang meremukkan siang
dari sang ketegaran yang seperti biasa, sang gunung

Rindu daku, di pejaman yang tenang
Dalam renungan aku rindu engkau habiskan separuh sisa nafasku
beradu mesra di hanyut suasana malam, dan seakan seprti biasa
seperti hari kemain juga esok dan entah lusa yang akan datang

Haru biru di tari temari jemariku menuntun waktu untuk segera sirna
di beralunkan tetesan tangis tak berairku
dan Dalam sebuah renungan
Indahnya langkah kisah ini

Bertemankan senyum
Setetes kesabaran
Dan kerlingan hangat sapaan sang putra pagi
Semangat nafas yang terengah dengan tak gentarnya...

Terpaut indah, selalu sma di tipa detik
taukah?
Melukiskan gambaranmu semu
tetapi memory hidupku hidup untukmu

Biarlah kau temani
Hanya dalam tautan mimpi, dan harapan kelak yang berontak
Berbaring bersama doa dan harapan engkau miliku, hanya aku
Berteteskan perjuangan
aku dan dirimu entah siapa

Tidak ada komentar: